Minggu, 11 September 2016

Geografi XI

Persebaran Tambang Garam Batu (Halite) di Indonesia


           Menurut Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1980 tentang penggolongan bahan-bahan galian. Pada pasal 1, bahan-bahan galian terdiri atas tiga golongan. Garam batu merupakan bagian dari bahan galian golongan C (bahan galian industri). Bahan galian golongan C adalah bahan galian yang digunakan untuk bahan baku industri.
           Setelah mengenali beberapa jenis batuan yang ada di bumi, ada salah satu jenis batu yang sepertinya menarik untuk dibahas lebih lanjut. Ini karena batu tersebut sangat membantu menjebak minyak bumi atau gas yang sering dijumpai di Teluk Meksiko dan daerah-daerah Timur Tengah. Batu tersebut adalah batu garam atau yang sering dikenal sebagai rock salt dan termasuk ke dalam batuan sediment. Batu garam  ini terbentuk dari kumpulan mineral yang sering disebut halite.
          Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO) dan ion monoatomik seperti fluorida (F), serta ion poliatomik seperti sulfat (SO42−). Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam.

Garam Batu (Halite)
         Garam batu merupakan mineral yang rapuh dengan pecahan konkidal. Garam batu merupakan mineral yang sangat mudah larutnya. Terkadang garam batu terdapat dengan sangat murni, walaupun pada umumnya masih bercampur dengan calcium, chloride, dan zat lainnya.

from : geogallery.si.edu

Terbentuknya Garam Batu (Halite)
         Terbentuknya garam batu sebagai endapan luas dari garam batu, sebagai larutan garam, sebagai hasil sublimasi dekat gunung api, dan sebagai efflorescent earthy crusts di daerah kering. Selain itu terbentuknya batu garam ini akibat dari penguapan air yang mengandung garam seperti air laut yang banyak mengandung ion-ion Na+ (Sodium) dan Cl (Cloride). Batu garam ini umumnya terbentuk di daerah danau yang mengering akibat penguapan, teluk-teluk yang relative tertutup, daerah estuarine yang ada di daerah arid, daerah-daerah di dekat laut seperti lagoon dan lain-lain.

Sifat Fisik Garam Batu :
•HALIT- NaCl
•Sistem Kristal   : Ismoterik (Gambar 1.)
•Belahan            : Sempurna (1011)
•Kekerasan        : 2,5
•BD                    : 2,16
•Kilap                 : Kaca
•Warna              : Bening, kekuningan, kemerahan, biru sampai keunguan.
•Gores               : Bening sampai putih
•Terdapat           : Dalam sedimentasi yang etbal berubah bentuk oleh evaporit dari laut
                            yang tertuutp lagun-lagun. Karakteristik mineral-mineral asosiasinya
                            adalah dolomite basal, anhidrit, gypsum, poli halit

https://doddys.wordpress.com/2006/12/08/pembentukan-batu-garam-rock-salt-dan- kubah-garam-salt-dome/

Peran Batu Garam di dunia pertambangan
         Batu garam sangat membantu menjebak minyak bumi atau gas yang sering dijumpai di Teluk Meksiko dan daerah-daerah Timur Tengah. Batu tersebut adalah batu garam atau yang sering dikenal sebagai rock salt dan termasuk ke dalam batuan sediment. Batu garam ini terbentuk dari kumpulan mineral yang sering disebut halite. Mineral halite mempunyai rumus kimia NaCl. Akan tetapi batu garam bisa juga mengandung pengotor-pengotor dan umumnya yang berasosiasi dengan batu garam tersebut adalah anhydrite (CaSO4), gypsum (CaSO4.2H2O), dan juga sylvite (KCl).

Tambang Garam Di Indonesia
         Tambang garam adalah usaha pertambangan ekstraksi garam batu atau halite dari deposit. Berbeda dengan garam yang dipanen dari laut, garam ini ditambang selayaknya bahan tambang bebatuan.Tambang garam terdapat di area di mana pernah terdapat badan air (danau, sungai, laut) yang kemudian mongering.


Sebelum ditemukannya mesin pembakaran dalam dan peralatan pengerjaan tanah, penambangan garam merupakan usaha yang mahal dan berbahaya. Dehidrasi dapat terjadi begitu cepat karena penambang terekspos garam secara konstan di kulit, terhirup udara, dan tertelan secara tidak sengaja. Di zaman Romawi kuno, garam yang tersaji di meja makan adalah simbol kekayaan. Ahli sejarah Romawi, Pliny the Elder menyatakan bahwa "di Roma, para prajurit dibayar dengan garam (salt), dan istilah salary (upah) berasal dari situ. Hingga Revolusi Industri, garam tambang masih sulit dilakukan dan penambangan lebih sering dilakukan oleh budak atau narapidana. Praktik tersebut masih dilakukan oleh Uni Soviet dan Jerman Nazi di perang dunia.

           from:http://www.kaskus.co.id/thread/516ce08c601243d00300000a/

         Penyebaran Garam Batu (Halite)Garam Batu terdapat di Jawa Timur yaitu Madura, lalu di Maluku tepatnya di Jamdeina. Selain itu Garam Batu juga terdapat di Kepulauan Kei. Selain itu ditemukan pula Tambak garam di desa Palibelo, di luar Bima, Pulau Sumbawa, Indonesia

Manfaat Garam Batu (Halite)
         Manfaat dari  Garam Batu (Halite) adalah Digunakan dalam makanan manusia dan hewan, makanan bumbu dan pengawetan makanan, digunakan untuk menyiapkan natrium hidroksida, soda abu, kaustik soda, asam klorida, klorin, natrium logam, glasir keramik, metalurgi, air mineral,sabun, penjernih air, jalan raya, fotografi, herbisida, pemadam kebakaran, reactor nuklir, obat kumur, obat-obatan, dalam peralatan ilmiah untuk bagian optik. Kristalvtunggal yang digunakan untuk transmisi spektroskopi, ultraviolet dan inframerah.
         Garam batu juga dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan, selain untuk dikonsumsi secara langsung oleh manusia, juga dimanfaatkan oleh industri diantaranya adalah oleh industri kimia mencapai sekitar 22,70 %, industri pulp dan kertas : 8 %, industri makanan ternak 7 %, industri plastik /fiber: 5 -6 %, industri sabun : 5 -6, dan untuk keperluan industri-industri lainnya.

Cara Pengolahan Garam Batu (Halite)
       Berdasarkan UU No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batu bara, bahwa wilayah pertambangan daalam melakukan eksplorasi dan eksploitasi barang tambang mempertimbangkan aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya, serta berwawasan  lingkungan.
       Hal tersebut mewajibkan perusahaan tambang untuk menerapkan eksplorasi dan eksploitasi barang tambang yang ramah lingkungan seperti uraian berikut ini.
a. Mendayagunakan sumber barang tambang untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
b. Mengelola sumber barang tambang dengan baik dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat.
c. Memanfaatkan sumber barang tamban dengan memperhatikan kepentingan ekonomi.
d. Meningkatkan potensi sumber barang tambang pengaruhnya terhadap lingkungan hidup.
e. Menerapkan indikator-indikator yang memungkinkan pelestarian.


         Indonesia memiliki banyak kandungan barang tambang, baik yang sudah dimanfaatkan maupun yang masih merupakan potensi. Penjelasannya sebagai berikut.
 Prospeksi
Propeksi adalah suatu kegiatan penyelidikan dan pencarian untuk menemukan endapan bahan galian atau mineral berharga.
Eksplorasi
Eksplorasi adalah suatu kegiatan lanjutan dari prospeksi yang meliputi pekerjaan-pekerjaan untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, kadar rata-rata dan besarnya cadangan, serta “studi kelayakan” dari endapan bahan galian atau mineral berharga yang telah ditemukan.
Eksploitasi
Eksploitasi adalah suatu kegiatan penambangan yang meliputi pekerjaan-pekerjaan pengambilan dan pengangkutan endapan bahan galian atau mineral berharga sampai ke tempat penimbunan dan pengolahan/pencucian, kadang-kadang sampai ke tempat pemasaran.
Tahap pelaksanaan eksplorasi dan eksploitasi barang tambang diperlukan tindakan efesiensi. Efesiensi dapat menyelamatkan pengusaha, pemerintah, dan masyarakat dari berbagai kerugian. Contoh tindakan efesiensi dalam pertambangan adalah sebagai berikut.
a. Pemerintah melakukan penelitian menyeluruh terlebih dahulu
b. Pengusaha menyiapkan sarana-prasarana sebelum melakukan eksplorasi dan eksploitasi barang tambang.
c. Pemerintah melakukan pengawasan selalu pada pelaku usaha tambang
d. Pengusaha melakukan langkah-langkah untuk mengatasi limbah pertambangan
         Selanjutnya, terdapat kegiatan reklamasi, yaitu suatu kegiatan yang bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan akibat kegiatan pertambangan. Dalam pelakasaan reklamasi bagi garam batu, dapat dilaksanakan dengan melakukan pengendalian erosi dan sedimentasi dengan cara mengurangi kecepatan air limpasan dan meningkatkan peresapan air yang masuk ke tanah (infiltrasi).


Sumber :
Buku Geografi SMA kelas XI Penerbit Erlangga
Buku Geografi SMA Kelas XI Penerbit Yrama Widya

http://wienblank.blogspot.co.id/2012/01/saltstone-dan-pemanfaatannya.html

7 komentar: